Sick Building Syndrome (SBS): Dampak Negatif di Tempat Kerja

Bayangkan Anda mengalami sakit flu atau tenggorokan saat berada di gedung kantor. Ketika Anda keluar dari gedung kantor dan pulang ke rumah, Anda merasakan gejala sakit tersebut sudah membaik bahkan sembuh. Namun, saat Anda kembali ke kantor, Anda merasakan gejala sakit yang sama, atau bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Situasi seperti ini dikenal sebagai sick building syndrome (SBS). Penting bagi perusahaan untuk memahami situasi SBS ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman bagi karyawannya. Kenali lebih lanjut tentang apa itu sick building syndrome, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya di sini!

Apa Itu Sick Building Syndrome (SBS)?

Menurut U.S Environmental Protection Agency (EPA), sick building syndrome (SBS) adalah sebuah kondisi di mana seseorang mengalami masalah kesehatan yang buruk saat berada di dalam sebuah bangunan dalam waktu yang lama. Gejalanya dapat berupa sakit kepala, kelelahan, iritasi mata dan hidung, sakit tenggorokan, dan lain sebagainya. SBS berkaitan erat dengan lamanya waktu yang dihabiskan di sebuah bangunan. Maka dari itu, gejala kondisi ini umumnya membaik atau menghilang setelah meninggalkan bangunan tersebut. 

SBS dapat disebabkan oleh kualitas udara di dalam ruangan yang buruk, bahan bangunan dengan zat berbahaya, hingga tingkat kelembapan yang tinggi. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Sebagai contoh, karyawan yang bekerja sekitar 8 jam di gedung kantor dengan ventilasi yang buruk berisiko mengalami kondisi SBS. Jika terus dibiarkan, hal ini dapat membahayakan kesehatan karyawan.

Apa Saja Contoh Gejala Sick Building Syndrome?

Gejala sick building syndrome seringkali tidak spesifik dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, ciri khas dari gejala kondisi ini adalah kemunculannya yang hanya terjadi di lingkungan bangunan tertentu dan seringkali memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa gejala umumnya adalah:

  • Sakit kepala
  • Iritasi mata, hidung, atau tenggorokan
  • Batuk dan bersin
  • Kulit kering, iritasi, dan gatal
  • Ruam kulit
  • Kelelahan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mual
  • Sakit otot
  • Sensitif terhadap bau
  • Demam
  • Gejala yang lebih parah seperti jantung berdebar-debar, mimisan, hingga peningkatan serangan asma

Apa Penyebab Terjadinya Sick Building Syndrome?

Kualitas udara dalam ruangan yang buruk kerap menjadi penyebab utama terjadinya sick building syndrome. Penyebab utama lainnya termasuk:

Ventilasi yang Buruk

Ventilasi udara yang buruk dan sistem air conditioning yang rusak dapat menyebabkan terkumpulnya polutan dalam ruangan, seperti jamur, debu, dan kontaminasi bahan kimia dari produk pembersih. Hal ini dapat memicu terjadinya sick building syndrome. Ventilasi yang baik sangat penting untuk memastikan sirkulasi udara yang optimal dan mengalirkan udara bersih ke dalam ruangan.

Kontaminan Bahan Kimia dari Dalam Ruangan

Polusi udara di dalam ruangan dapat bersumber dari benda-benda di dalam gedung itu sendiri. Benda seperti lem, karpet, sofa, mesin fotokopi, pestisida, hingga bahan pembersih dapat mengeluarkan senyawa kimia berbahaya seperti formaldehida. Zat berbahaya lainnya seperti karbon monoksida dan nitrogen dioksida juga dapat berasal dari alat pemanas minyak tanah atau gas, kompor gas, dan perapian tanpa ventilasi yang baik.

Kontaminan Bahan Kimia dari Luar Ruangan

Udara luar yang memasuki bangunan dapat menjadi sumber polusi udara penyebab sick building syndrome. Sebagai contoh, polutan dari asap kendaraan bermotor hingga exhaust bangunan (seperti toilet dan dapur) dapat memasuki gedung melalui ventilasi udara, jendela, dan bukaan lainnya yang tidak bersirkulasi dengan baik.

Kontaminan Biologis

Bakteri, jamur, hingga virus adalah contoh kontaminan biologis penyebab sick building syndrome. Kontaminan ini dapat berkembang biak di genangan air yang terkumpul di saluran, humidifier, dan bak pembuangan, atau debu-debu di langit-langit ruangan, karpet, dan insulasi. Tidak jarang serangga dan kotoran burung menjadi sumber kontaminan biologis.

Apa Dampak Negatif dari Sick Building Syndrome?

Fenomena sick building syndrome adalah salah satu kondisi yang dapat ditemukan di berbagai jenis bangunan, termasuk gedung-gedung perkantoran modern. Dampak negatif dari kondisi ini dapat dirasakan secara signifikan oleh individu yang bekerja di dalam bangunan yang terpengaruh. Beberapa dampak tersebut adalah:

Memperburuk Kondisi Kesehatan

Jika dibiarkan lebih lanjut tanpa penanganan yang tepat, gejala umum sick building syndrome dapat berubah menjadi lebih buruk dan mengancam kesehatan karyawan. Gejala yang awalnya hanya terjadi saat berada di dalam ruangan, nantinya dapat menetap bahkan setelah berada di luar ruangan, sehingga mengganggu kesehatan dan kesejahteraan diri karyawan. Selain kesehatan fisik, kesehatan mental karyawan juga bisa terdampak, seperti misalnya kecemasan, depresi, dan meningkatnya rasa stres saat bekerja.

Menurunkan Produktivitas Kerja

Sakit yang semakin buruk akibat sick building syndrome akan membuat karyawan lebih sering absen. Produktivitas kerja dan kualitas pelayanan akan menurun akibat rasa lelah, sulit fokus, dan penurunan motivasi kerja. Karyawan pun akan sulit berkolaborasi satu sama lain maupun memikirkan ide-ide baru. Angka karyawan yang mengundurkan diri dapat meningkat akibat lingkungan kerja yang tidak sehat.

Risiko Masalah Hukum dan Finansial

Kegagalan mengatasi sick building syndrome berisiko menimbulkan masalah hukum dan finansial bagi perusahaan. Misal, jika perusahaan tidak mampu menyediakan lingkungan kerja yang sehat, karyawan dapat melayangkan tuntutan yang dapat merusak reputasi perusahaan. Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat menderita kerugian finansial akibat menurunnya produktivitas dan banyaknya karyawan yang absen.

Bagaimana Cara Mengatasi Sick Building Syndrome?

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah sick building syndrome (SBS) di lingkungan gedung kantor Anda adalah:

  • Tingkatkan Kualitas Ventilasi: Ventilasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama SBS di tempat kerja. Maka dari itu, pastikan sistem heating, ventilation, air conditioning (HVAC) dapat memberikan sirkulasi udara yang baik untuk mengalirkan udara segar dan mengeluarkan polutan maupun kontaminan di dalam ruangan.
  • Terapkan Pemeliharaan HVAC yang Baik: Pembersihan, pemeriksaan, dan pemeliharaan rutin pada komponen sistem HVAC seperti saluran, ventilasi, dan filter sangat penting untuk mencegah terkumpulnya debu atau kontaminan berbahaya lainnya. 
  • Jaga Tingkat Kelembapan dalam Ruangan: Jaga tingkat kelembapan dalam ruangan antara 40-60% untuk mencegah pertumbuhan jamur dan perkembangbiakan tungau, yang mana turut berkontribusi terhadap gejala SBS. 
  • Gunakan Bahan dengan Emisi Rendah: Anda dapat memilih bahan bangunan, cat, karpet, dan perabotan dengan emisi senyawa kimia berbahaya yang rendah. Hindari bahan yang mengeluarkan bahan kimia berbahaya seperti formaldehyde atau styrene.
  • Lakukan Pembersihan Secara Rutin: Pembersihan secara rutin di berbagai sudut ruangan bangunan sangat penting untuk menghilangkan debu penyebab SBS, baik itu dalam bentuk general cleaning maupun daily cleaning. Pastikan setiap sudut, termasuk yang sulit diraih, dapat dibersihkan dengan baik untuk mencegah partikel kecil yang berterbangan di udara. 

Ingin Lingkungan Kantor Bersih dan Bebas Sick Building Syndrome? Serahkan Ke MitraComm Sumber Sarana!

MitraComm Sumber Sarana (MSS) hadir sebagai solusi andalan untuk menciptakan lingkungan kantor yang bersih, nyaman, dan bebas dari sick building syndrome. Sebagai penyedia cleaning service andalan di Jakarta, MSS didukung oleh tenaga profesional dan berpengalaman serta peralatan modern untuk memastikan setiap sudut kantor Anda bersih dan higienis. Layanan kami meliputi:

  • General Cleaning Service: Layanan pembersihan rutin, termasuk pemeliharaan area bersama, menjaga kebersihan toilet, membuang dan mengelola sampah, dan mengelola taman dan tumbuhan.
  • Special Treatment Service: Layanan pembersihan khusus untuk material atau permukaan tertentu, seperti misalnya kristalisasi lantai untuk marmer, perbaikan permukaan yang rusak, lapisan pelindung, hingga pembersihan karpet secara mendalam.
  • High-Risk Cleaning Service: Layanan pembersihan untuk area-area yang berbahaya (seperti area kaca yang tinggi) menggunakan peralatan dan keahlian khusus serta dikerjakan oleh tenaga berpengalaman.

Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan cleaning service MitraComm Sumber Sarana, hubungi kami melalui email info@mss.id

Editor: Irnadia Fardila